Rabu, 13 April 2011

Tongkat Komando Simbol Perwahyuan


Tongkat Komando Simbol Perwahyuan

TONGKAT komando Bung Karno itu wahyu. Bukan pusaka yang berwujud. Demikian ungkap Bartho Ratsyanto, pengagum Bung Karno tinggal di Bangunrejo Tridadi Sleman.

Menurutnya, BK menerima ‘wahyu’ yang wujudnya tongkat dengan kepala burung garuda bertahtakan berlian, di Gunung Lawu. Pemberinya Jayabaya. Wahyu itu bukan untuk lingkup Indonesia saja, tapi dunia.
Menurut Bartho yang juga Sesepuh Pasaduluran Mataram, “Wahyu yang pernah diterima Bung Karno itu akan turun lagi” kata Sesepuh Paseduluran Mataram ini tanpa merinci jauh. “Tapi turunnya tongkat akan didahului kerusuhan”.
Bartho mengaku pernah mendapat ‘tongkat BK’.
“Saya tirakatan, 17 Maret 1989 di Padasan Pakem. Bersama dua teman. Baru duduk, teman saya melihat ular putih dari pojok timur di bawah bendungan. Ular itu membesar. Teman-teman saya langsung ngacir,” ungkap Bartho.
Karena takut, Bartho memejamkan mata. Bukannya hilang, ular itu malah membesar. Bartho pasrah. Namun dilihatnya kemudian, sosok seperti Bung Karno membawa tongkat komando dan memberikan benda yang dipegangnya itu. Bartho menolak karena ia tak suka pusaka. “Sebaiknya diberikan kepada Pak Wiranto, Pak Sutiyoso atau Pak Habibie. Mungkin mereka lebih pantas menerimanya” kata Bartho.
“Ini bukan pusaka. Besok kau akan tahu manfaatnya,” ucap bayangan itu.
Pertemuan sekitar 2,5 jam. Begitu tongkat diterima, tangan Bartho bersinar terang. Dua temannya juga melihat. Sejak itulah, warga Bangunreja, Tridadi, Sleman ini melihat apa yang akan terjadi.
“Tangan saya panas jika akan ada kerusuhan. Sebelum peristiwa Sambas, saya mencium bau darah dan kembang di mana-mana” kata Bartho